Jika selama ini kantung semar diidentikkan dengan si pemenang karena  berhasil menjebak ribuan serangga, hasil penelitian ilmuwan asal Brunei  Darussalam mengungkap hal berbeda. Kantung semar seolah menjadi pihak  yang kalah sebab hanya menjadi toilet alias tempat kencing bagi  kelelawar.  Hasil penelitian itu dipublikasikan di jurnal Royal Society Biology Letters bulan  ini. Menurut para ilmuwan, relasi antara kantung semar dan kelelawar  merupakan kasus kedua yang menggambarkan relasi tanaman karnivora dan  mamalia. Sebelumnya, pada tahun 2009, dilaporkan hubungan antara tikus  dan tanaman karnivora.
Ilmuwan yang meneliti kantung semar ini  adalah Ulmar Grafe, seorang biolog dari Universitas Brunei Darussalam.  Ia meneliti spesies kantung semar raffles atau Nepenthes rafflesiana varietas elongata. Sementara spesies kelelawar yang digunakan adalah hardwicke, ditangkap di sebuah hutan rawa gambut wilayah Brunei Darussalam.
Menurut  Grafe, walaupun kantung semar tampak sebagai pihak yang kalah karena  dikencingi, sebenarnya kantung semar adalah yang menang. Dengan urine  dan feses kelelawar, kantung semar mendapatkan nutrisi tambahan berupa  nitrogen. Analisis kimia pada kantung semar raffles menunjukkan,  sebanyak 33,8 persen nutrisinya berasal dari kotoran kelelawar.
Malah,  peneliti menemukan, kantung semar beradaptasi menjadi toilet terbaik  bagi si kelelawar. Kantung semar memiliki kantung yang tumbuh memanjang,  silindris, dan berdiameter kecil. Lubang pada kantung juga sangat  mendukung bagi kelelawar untuk membuang kotorannya.
Kantung semar  raffles justru kurang beradaptasi untuk menjebak serangga. Jenis  ini  mengeluarkan senyawa volatil (mudah menguap) yang lebih sedikit daripada  jenis lain. Akibatnya, tak begitu banyak serangga yang terjebak dalam  kantungnya. Jenis ini juga memproduksi senyawa pencerna serangga yang  juga lebih sedikit.
Peneliti melaporkan, meski kelelawar juga  memakan serangga, kompetisi antara kelelawar dan katung semar tak  ditemukan. Kelelawar juga tak pernah memakan serangga yang terjebak  dalam kantung semar. Relasi antara keduanya murni mutualisme, kelawar  mendapat tempat untuk membuang kotoran dan kantung semar mendapar  nutrisi dari kotoran.
Grafe mengungkapkan, relasi tersebut  terbentuk lewat proses evolusi setelah kelelawar bertengger di kantung  semar. "Penggunaan secara insidental mungkin berevolusi menjadi reguler  dan eksklusif ketika tanaman merespons dengan beradaptasi. Kantung semar  menjadi tempat yang lebih atraktif untuk bertengger," papar Grafe.

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar